Edudanews Papua Barat, situasi akhir-akhir Wessel Meren Paniai Papua Barat mengalami masyarakat ketakutan dan keragu-raguan status was-was dalam melakukan aktivitas, dan 25 desa mengunggsi 2 perkampungan besar Ugamo dan Wegamo. Karena Permasalahan utama antara Polisi Indonesia dan Tpn-Opm Papua Barat di Paniai sampai hari ini belum selesai dengan tuntas, akar permasalahannya.sampai detik ini permusuhan antara Tpn-Opm Papua Barat dengan Tni-Polri Indonesia masih terus terjadi. Masalah ini bukan Baru terjadi tahun ini tetapi sejak awal Indonesia memaksa Merampas Kedaulatan Papua Barat dengan kekuatan militer Pimpinan Suharto sejak 1 mei lahirlah permusuhan Antara Kolonial Indonesia dan Tpn-Opm Papua Barat.
Masalah tersebut dari pihak pemerintah, toko Adat, toko Agama mengambil sikap untuk mediasi meyelesaikan persoalan dengan jalur damai, di upayakan agar pertemuan antara Polisi dan Tpn-Opm di Kota Enaro gedung Serba Guna Uwatawogi usaha tersebut di tolak oleh pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dan Organisasi Papua Merdeka (Tnp-Opm) Pimpinan Jhon M. Yogi mengatakan bahwa (masa anjing dengan kucing makan/duduk sama-sama, bisaka? akar persolan atau masala dasar Bukan 2 buah pucak senjata yang kamu menuduh kami tetapi permasalahan yang sebenar-benar adalah perjuangan Papua merdeka yang selama ini Kami perjuangkan demi Tanah Pusaka dan Tulang-belulang leluhur Bangsa Papua Barat.), undangan yang dikirim oleh pihak Pemerintah dan Pihak keamanan Polisi Indonesia kepada Pihak Tpn-Opm Devisi II Makodam Pemka IV Paniai Pimpinan Jhon M. Yogi ditolak kemudian dengan balasan surat dari Tpn-Opm Eduda Paniai kepada pemerintah dan Polisi Indonesia isi surat adalah menuntut Pemerintah Indonesia Presiden SBY dan PBB Amerika dan sekutunya, segera menyelesaikan malasah-masalah di Paniai dan Papua barat pada umumnya dengan jalur Hukum Internasional yang berlaku.
Masalah utama yang rakyat Papua Pada umumnya dan rakyat Paniai pada khususnya, selama ini kami merasa rugi kami di korbankan dengan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Tni-Polri kolonialis Indonesia terhadap kami Rakyat Pribumi Nasional Papua Barat, kami di kejar, dibunuh, ditembak, kami dipenjara, disiksa, di pukul, diperkosa, ditangkap, dan lain-lain. Maka itu dengan kerendahan hati kami rakyat Papua barat dan Tpn-Opm Devisi II Makodam Pemka IV Paniai Pimpinan Jhon M. Yogi memohon segera Pengakuan Kedaulatan bagi Papua Barat yang selami ini injak-injak Oleh rezim ini. Perlu memahami bahwa kemerdekaan adalah Hak segala Bangsa perjuangan kami bukan cari uang atau cari makan tetapi berjuang kami menentukan nasip demi Kemerdekaan bagi Bangsa Papua Barat.
Kondisi ril yang sedang mengalami rakyat/umat Paniai dan Papua Barat dalam keadaan yang sangat signifikan dalam arti rasa takut kurang tenang kurang aman masih trauma kehilangan akal untuk beraktivitas karena betambah pasukan Tni-polri selakin jumlah yang sangat banyak sekitar 740 anggota lengkap dengan senjata berpakian biasa (preman/intel) pakaian lengkap. Keadaan umum Rakyat/umat Ugamo dan Wegamo kecamatan Paniai yang terdiri dari 25 desa 27 ribu kepala keluarga menggusi ke daerah yang aman dan seluruh kabupaten Paniai mengalami trauma, kelaparan, Kedinginan, meninggal, ketakutan, dan lain-lain. Sehingga Masyarakat membutukan kepedulian dari perbagai pihak yang sosialis yakni Ham, Gereja, Lsm untuk kemanusiaan, dan baik tingkat Nasional maupun Tingkat Internasional demi kenyamanan masyarakat Paniai dan Papua Barat pada umunya.
Sejak awal mula munculnya pesoalan yang terjadi di Paniai adalah benar-benar dari Tni-Polri di Madi saat persembahan pesta Kemping Rohani Gereja Katolik “Salib Suci” Madi Kabupaten Paniai. Kemudian Kontak senjata terjadi antara Polisi Indonesia dan Tpn-Opm Papua Barat, Polisi mengsita barang-barang seperti Babi satu ekor persiapan untuk Pesta kemping rohani, Uang 40 juta, Senjata Api, Peluru Senjata, Senjata Pistol dan lain-lainnya berasil disita kemudian pihak Tpn-opm berasil melolos diri berlari ke Hutan.
Kemudian tanggal (16/8/2011) Perampasan Senjata Api Organik milik Polsek Komopa pelaku dengan dugaan Tpn-Opm Pimpinan Jhon M. Yogi. Perampasan dua pucuk senjata api yang di curigai oleh pihak Tpn-Opm saat bergiriya.selanjutnya pada tanggal (17/8/2011) jam 9 WIP terjadi lagi Kontak senjata antara pihak Tpn-Opm dan Tni-Polri, membubarkan Upacara bendera 17 Agustus 2011 lapangan suharto Enarotali.
Tindakan sikap yang di ambil oleh Pihak Polisi bahwa telah mengeluarkan surat pemberitahuan Pengembalian dua buah Pucuk senjata api organik jenis SKS di tujukan kepada Tpn-Opm pimpinan Jhon M. Yogi dengan batas waktu yang di tentukan oleh pihak Polisi Indoneia 7 september 2011. Sampai saat ini masalah belum temukan.
Desakan dari Tpn-Opm Papua Barat Kepada Pemerintah dan Tni-Polri Bahwa Masalah tersebut segera hadirkan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika, Belanda, dan sekutunya agar akar permasalahan Papua Barat, kita cari solusi sama-sama dengan jalur hukum yang benar.(admin)