Edudanews Papua Barat, Kontak senjata antara TNI/Polri Kolonialis Indonesia dengan kelompok TPN/OPM Papua Barat pimpinan John Magay Yogi serta rentetan penembakan misterius, Rabu (17/8), dan Perampasan Dua pucuk senjata dan Membubarkan upacara bendera 17 agustus lapangan suharto Enarotali.
Sejumlah peristiwa paniai membuat kondisi saat ini pemandangan umum Kota Enarotali dan Madi, Kabupaten Paniai, penuh dengan aparat militer “kiriman” dengan pakian lengkap dan juga Pakian biasa (preman) dan penambahan pasukan dari luar Paniai dari Kabupaten terdekat Timika dan Nabire Bahkan Juga dari Jayapura Maupun dari Jakarta. Meski situasi sudah mulai
diketahui secara pasti penambahan pasukan militer ke Paniai, entah dalam rangka mengejar dua buah pucuk senjata yang dirampas oleh TPN/OPM Papua Barat pimpinan John Magay Yogi di Kantor Polsek Komopa, Distrik Agadide jenis SKS, Selasa (16/8) dini hari, ataukah memang Paniai sudah daerah konflik yang mesti mendapat pengamanan superketat?
Masyarakat bersama para tokoh dan pejabat daerah yang menghendaki Paniai aman, mendesak segera menghentikan pengiriman militer. Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta harus segera menarik kembali pasukan militer dari wilayah Kabupaten Paniai.
“Paniai sudah aman, tapi banyak Tentara dan Polisi didatangkan ke sini. Memangnya ada perangkah?” ujar salah seorang tokoh masyarakat dalam sebuah diskusi di Enarotali, Rabu (24/8). Jika masalah maka datangkan presiden Nkri, PBB, Amerika dan Sekutunya supaya kita bicara persoalan dasar Papua barat.
Kata Pimpinan Tpn-Opm Jhon M. Yogi Paniai mengatakan bahwa selama ini masyarakat dan para intelektual individu maupun kelompak yang ada di paniai, mencurigakan antara Kami TPN-OPM dan TNI-PORLI scenario yang dibuat untuk mentakutkan Masyarakat, itu semua tidak benar. ada pihak tertentu yang membangun isu yang tidak benar supaya mematiakan semangat perjuangan kemerdekaan mempertahankan nasional Papua Barat. perlu Ketahui Bersama adalah Kami Bukan teman Tapi Musuh sejak Indonesia Merampas Kedaulatan daratan wilayah Nasional Papua Barat kedalam NKRI pimpinan Sukano. Masyarakat pada umumnya Suku Mee berpikir secara Mee (jika manuasia Mee berpikir secara Manusia Mee), jangan dengar dari Pihak tertentu yang mempropakasikan agar perjuangan Tpn-opm panai ini tidak murni dari pihak Polisi,Tni, Inteljen, Barisan Merah Putih, Gerakan Merah Putih, Bais, dan lain-lain. Perlu garis bawahi adalah sejak awal kami benar-benar memperjuangkan kemerdekan Kedaulatan Nasional Papua barat itu adalah Visi kami Tpn-Opm seluruh Tanah Leluhur Papua Barat samapai tujuan kami adalah Papua merdeka secara sah.
Kebijakan institusi negara mengirim militer dalam jumlah banyak ke Paniai sejak awal pekan ini, dari pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) Mengirim Pasukan dengan Satuan Antaranya Adalah Satuan 753 jumlah 2500, satuan Rajawali 2500, satuan Tribuana jumlah 2500, Satuan kelapa dua Jakarta jumlah 2500. kata Kepala Suku Mee, Yafeth Y Kayame, telah mencederai ikrar damai yang dicetuskan Sabtu (20/8) di Aula Uwatawogi Yogi, Enarotali. Menurutnya, ketakutan warga masyarakat makin bertambah lagi gara-gara pasukan militer mulai didatangkan dari luar Kabupaten Paniai. Tak diketahui tujuannya, namun situasi yang mulai kondusif terusik dengan kehadiran pasukan militer. Rencana pencarian/ pengisiran ditempat Tpn-opm sementara masih menunggu dari satuan Kelapa dua dari Jakarta.
Pergumulan umum saat ini di tengah publik, “Untuk apa mereka ke Paniai? Di sini, Enarotali dan Paniai secara umum bukan daerah konflik, jadi stop kirim pasukan militer. Selama 14 hari terakhir ini ada gelombang pengiriman militer, mereka mau perang dengan siapa, mau bunuh kita masyarakat semua ini kah?.”
Pemerintah Kabupaten Paniai seharusnya tidak tinggal diam. Perlu kebijakan menyikapi hal ini. Selain tentunya menjamin keamanan bagi warga masyarakat, patut pula dipertanyakan sekaligus dipertegas, jika untuk mengejar dua pucuk senjata yang dirampas, cukup dengan aparat keamanan yang sudah ada di Paniai. Tak perlu lagi datangkan kekuatan tambahan dari luar Paniai.
Saat ini, menurut beberapa sumber, selain satu kompi Yonif 753/Arga Vira Tama Nabire, satu kompi Brimobda Papua Satuan jonif 753 jumlah 2500, satuan Rajawali 2500, satuan Tribuana jumlah 2500, Satuan kelapa dua Jakarta jumlah 2500. juga dikabarkan sudah dikerahkan ke Paniai.
Kendati hal itu dibantah langsung oleh Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Erfi Triassunu saat ditanya wartawan di Nabire, Senin (22/8), namun kenyataan di Enarotali saat ini sudah terlihat pasukan militer “baru” dari luar Paniai. Lengkap dengan senjata, hampir setiap hari mereka menggelar konvoi di jalan raya.
Penambahan pasukan militer kabarnya untuk mengamankan daerah pasca perampasan senjata di Polsek Komopa dan kontak senjata pada dini hari serta rentetan tembakan saat merayakan hari bersejarah negara Indonesia, meski Bupati Paniai, Naftali Yogi, pada pertemuan perdamaian di Enarotali, telah menegaskan bahwa situasi keamanan di daerah ini secara umum sudah normal tapi sataus berhati-hati. (admin)