Edudanews--- Pimpinan Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) Devisi II Makodam IV Paniai, John Yogi Magai menyikapi hari aneksasi Papua Barat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pertanggal 19 Desember. Pihaknya menyatakan bahwa, pasca 1 Desember 1961 silam, atau usai 18 hari Papua mendeklarasikan Negara Papua Barat, tepatnya 19 Desember 1961, Ir Soekarno mengeluarkan perintah Tri Komando Rakyat (Trikora).
“Dalam isi Trikora itu, negara yang pejuang Papua deklarasikan, Soekarno membubarkan dengan menyebut sebagai negara boneka buatan belanda. Padahal kami (Papua-red) sudah merdeka dan Bintang Kejora sudah berkibar sah,” kenang Pimpinan TPNB/OPM wilayah Paniai itu, Senin (19/12). Selanjutnya, negara (Papua Barat, disebut West Papua-red) itu, lebih dihancurkan melalui infasi militer Indoensia ke Papua, dari kota hingga pelosok di wilayah Papua. “Peristiwa pembubaran ini juga didukung oleh pihak asing, melalui kepentingan ekonomi Freeport McMorran di Tembagapura. Itu yang bikin kami makin ditipu dan makin terjadi penipuan terhadap orang Papua dan dunia Internasional,” jelasnya. Hingga akhirnya, sampai kini, orang papua masih dibunuh, diteror, diintimidasi, dan lainnya.
Lebih ironis lagi, kata Yogi, masyarakat Papua yang bermukim di hutan, di kampung, tak berpakaian dan hidup menurut pola kehidupan alamnya, dipandang orang tak bermartabat. “Maka itu bagaimanapun kehadirna Indonesia di Papua, terutama melalui kehadiran militer Indonesia, kami akan menolak, karena kehadiran militer Indonesia di Papua adalah bukan permintahan rakyat Papua, tetapi atas nafsu menguasai dan menjajah orang Papua,” tekannya.
Untuk mempertahankan ideologi perjuangan rakyat Papua, John mengakui akan tetap mempertahankan kelompoknya untuk melawan NKRI. “Kami selalu tertekan dan tidak bebas bergerak akibat kehadiran Militer Indonesia di Papua,” tekannya, Pejuang Papua yang melawan melalui aksi tembak-menembak terhadap Pasukan Militer Indonesia di Markasnya, 13 Desember hingga 18 Desember kemarin sore itu. Dalam aksi bersenjata itu, John mengakui pihaknya dikepung oleh Pasukan Brimob Kelapa Dua Depok Jakarta. Serta menewaskan 28 orang sipil dan 4 orang anggoat TPN/OPM. Memperingati hari Aneksasi Papua Barat ke dalam NKRI, Senin 19 Desember 2011, Pimpinan dan anggoat TPN/OPM Devisi II Makodam PMK IV Paniai mendesak kepada Pemerintah Jakarta agar segera menarik elemen Militer Indonesia yang terdiri dari TNI, POLRI, BIN, BAIS, BIA dan Kopasus yang beroperasi di Seluruh Pelosok Tanah Papua.
Tak hanya itu, TPN/OPM juga menegaskan beberapa point di hari aneksasi Papua Barat itu. Diantaranya, Pertama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Belanda segera bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah Papua Bara, sebab sampai detik ini (Desember 2011) hak rakyat Papua masih dilanggar oleh Penguasa Pemerintah Indonesia. Kedua, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Pemerintah Amerika Serikat segera mengambil langkah untuk kembalikan Hak Kedaulatan Bangsa dan negara Papua Barat, yang pernah dideklarasikan Tanggal 1 Desember tahun 1961. Ketiga, apabila point 1dan 2 ini tidak ditanggapi oleh Pemerintah Amerika, PBB dan Pemerintah Indonesia, maka TPN OPM di Seluruh tanah Papua Barat tidak akan pernah menerima segala bentuk kebijakan pembangunan termasuk UP4B dan tidak akan pernah menyerah melawan Penguasa Indonesia. Pernyataan ini dikeluarkan di Rimba Raya hutan Papua di Paniai, tertanda Panglima TPN/OPM Devisi II makodam Pemka IV Paniai, John Magai Yogi