Edudanews– Paniai Papua Barat Rabu 16/11, Bertambahnya Aparat Militer di Paniai Kembali ditembak Warga sipil yang tidak bedosa berada di Lokasi pendulangan Emas tradisional secara Ilegal Kabupaten Paniai. Kami dari Pembela kedialan Tentara Pembebasan Nasional - Organisasi Papua Medeka (TPN-OPM) Devisi II Makodam Pemka IV Paniai menuntut Bupati Paniai, Kapolres Paniai, Kapolda Papua, dan Sby-Budiono segera Bertanggung Jawab Atas peristiwa rentetan penembakan-penembakan yang di lancarkan Oleh aparat Militer (Tni-Polri) selama ini terjadi di Paniai dan Papua pada umumnya.
di Lokasi Pendulangan Emas Ilegal degewo Baye Biru Kabupaten Paniai Papua mulai jatuh berdarah Penembakan warga sipil tidak berdosa yang Jelasnya, peristiwa tersebut terjadi sekitar jam 10.00 pagi waktu setempat, pada hari Minggu (13/11) lalu. “Mereka yang ditembak dan tewas ditempat adalah ada 8 orang. Yaitu Matias Tenouye (30 thn), peluruh menembus paha kanan. Simon Adii ( 35 thn) peluruh menembus rusuk dan tali perut keluar. Petrus Gobay (40 thn), peluruh masuk dada dan tembus ke belakang. Yoel Ogetay (30 thn), otak kecil keluar di bagian depan. Benyamin Gobay(25 thn), kena bagian dada dan peluru keluar di bagian belakang. Marius Maday (35 thn), peluruh mengenai dada dan keluar di belakang. Matias Anoka (40thn), peluruh kena dada dan keluar di belakang. Yus Pigome (50 thn), peluruh mengenai dada dan keluar di belakang, para korban ditembak dengan alasan tidak jelas. “Alasan aparat Brimob tidak jelas, tapi mereka (para korban-red) ditembak ketika sedang mendulang emas di Kali Degeuwo baye biru Kabupaten Paniai Papua,” ucapnya. Akibat penembakan Aparat militer terhadap warga sipil tidak berdosa tersebut, warga sekitarnnya telah mengungsi ke lokasi aman dan nyaman menurut mereka. (Media Local Papua Tabloid Jubi(Selasa (15/11).)
Sehari sebelumnya, Sabtu (12/11), di wilayah Kabupaten Paniai Papua Barat telah terjadi penambahan pasukan militerTNI/POLRI dari luar Kabupaten, yakni dari Timika, Kabupaten Mimika. Jumlah pasukan yang telah ditambahkan tersebut, 17 atau 18 kali penerbangan pesawat swasta, berjenis twin otter, yakni milik Maskapai Penerbangan Trigana Air (Edudanews 12/11).
Selanjutnya Exsekutis, Legisltif dan Yudikatif di bawah Pimpinan Sby-Budiono segerah tuntaskan Pelanggaran Ham terbesar dunia Tahun 2011 yang terjadi paniai dan di Papua Pada umumnya Selama Kongres Papua III di Jayapura yang menewaskan 3 warga sipil menembak mati di tempat tanpa alas an yang jelas dan warga sipil Luka-luka Berat lainnya bertambah lagi Timika Papua menjelang Demo menuntut Upah Karyawan mereka tetapi Kenyataannya korban adalah karyawan Freeport dan warga sipil lainya. Dan juga segerah bebaskan Peserta Kongres yang selama ini ditahan di sel tahanan Kapolda Papua di bebaskan Tanpa syarat. Tahanan politik yang selama ini di tahan.
Perluh ketahui dan Ingat bahwa, orang Papua tidak minta-minta program NKRI yang sedang rancang untuk Orang Papua Guna Mensejatrakan Rakyat (kata SBY), Program melalui , UU OTsus, Pemekaran Wilayah desa, Kecamatan, Kabupaten, dan Propinsi, Undang-undang Percepatan Pembagunan Papua dan Papua barat (UUP4B). Tetapi Orang Papua Bangsa Runpun Malanesia (Hitam Kulit Rambut Kiring) meminta yang sebenar-benarnya (TRUE) adalah Pengakuan Sejak 1 desember 1962 adalah Kami Manusia Papua Sejak itulah Sudah Menjadi satu Negara Merdeka sama dengan Negara merdeka dunia yang lainya, bukti bahwa Nama Negara West Papua, lagu Kebangsaan Hai Tanah ku Papua, Bendera Bintang Kejora, Lambang Negara Burung Mambruk.
Maka itu segera mengakuinya Nasip Kedaulatan Nasional Bangsa Papua Barat yang selama ini di injak-injak Oleh rezim SBY-Budiono dan Sekutunya * (Jhon m. Yogi)